Kamis, 24 November 2016

pendakian perdana gunung merbabu yang menyenangkan

Membagi ceritaku  pengalaman mendaki gunung Merbabu bersama teman-teman, Gunung di propinsi Jawa Tengah yang tenang dan menyimpan pesona yang luar biasa : )

Awal bulan Desember rencana sudah tersususun, awalnya kami bertiga, Aku, Wahyu dan Mas Bona berencana mendaki gunung Merapi,  rencana kita mendaki tanggal 30 desember 2014, kerena menghindari  keramaian jika mendaki tanggal 31 Desember.


Tetapi rencana tinggal rencana, 3 hari sebelum hari H ada kabar dari Badan pengawas Gunung Merapi,  Bahwa pendaki diharapkan sampai Pasar Bubrah karena curah hujan yang tinggi pada puncak sehingga rawan terjadi longsor. Akhirnya kita pindah haluan ke Gunung Merbabu.
Kita berangkat dari Klaten jam 16:00 rencana yang semula hanya 3 orang, bertambah menjadi 6 orang, teman SMAku Eliab bersama 2 orang temannya ikut bergabung, jadi tambah semangat nih...!!! Karena saling tunggu menunggu, meskipun sama-sama dari Klaten, akhirnya jam 19:00 kita baru sampai Selo, lewat jalur jatinom-Boyolali.

Sampai Selo, cuaca tidak mendukung, karena pada waktu itu hujan turun dan jalan tertutup kabut, setelah bertanya kesana—kemari pada warga, arah pos pendakian gunung Merbabu, kita malah menemukan jalan buntu, dan kami terdampar di rumah pak Bari.
Kita sepakat menitipkan kendaraan kami disana, setelah makan malam, dengan bekal ala kadarnya yang kami bawa dari rumah, kita start jam 19:30, dimulai dari base camp, dengan membayar retribusi sebesar Rp. 10.500 ; perjalanan  dari basecamp ke pos 1 cukup mudah, karena medan yang dilewati cukup landai, kita melewati hutan, dengan vegetasi yang cukup rimbun, memang untuk 30 menit pertama, badan terasa berat, karena belum aklamasi, tetapi lama-kelamaan juga terbiasa 

Menemukan hewan noctunal entah namanya hewan apa di pos 1

Sekitar 1 jam perjalanan kita sampai pos 1, di pos 1 kita menemukan jalan persimpangan, bila kita mengambil jalur yang ke kiri ( jalur cepat) kita akan melewati medan yang lumayan terjal, tetapi bila kita ambil jalur kanan ( jalur biasa )  jalur pendakian bisa dibilang tidak terlalu berat. Kita ambil jalur kanan.

Perjalanan dari pos pertama ke pos 2 bisa dikatakan tidak begitu banyak menguras tenaga, waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu lama, tidak sampai 1 jam kita sudah sampai pos 2,  menurut sumber yang pernah saya baca, di pos 2 ini ada mata air, tetapi berhubung kondisi gelap, jadi kita lewat begitu saja, melanjutkan ke pos 3.

Dari pos 3 menuju ke sabana 1, kita dihadapkan dengan medan yang cukup berat, melewati bukit yang terkikis oleh aliran air hujan, menghasilkan ceruk tanah yang bisa dilewati, sekali-kali kami “ break ”, mendaki gunung Merbabu memang bukan pengalama pertamaku, 8 tahun yang lalu, tepat tahun 2006, aku juga pernah menapakkan kaki, melalui jalur yang sama di Gunung ini. Tetapi 8 tahun yang lalu seingatku, dari pos 3 jalur pendakiannya tidak sesulit ini, apa aku yang sudah lupa ??!! hahahaa, ya sudahlah.....

Dengan tergopoh-gopoh, dan melawan rasa dingin yang luar biasa, pukul 00:30 kita sampai Sabana 1, rencana semula, kita mau mendirikan tenda di Sabana 2, tetapi berhubung kondisi fisik yang sudah mulai turun dan udara dingin, akhirnya kita mendirikan tenda di Sabana  1. Di Sabana 1, kita bertemu dengan beberapa pendaki yang sama-sama mendirikan tenda disana.
Bangun tidur, jam tangan menunjukkan pukul 05:00, tetapi rasa kantuk mengurungkan niatku untuk keluar dari tenda, meskipun cacing piranha di perut ini sudah mulai bergejolak  hehehe...aku melihat kedua temanku masih tidur. Jam 05:30   saya keluar dari tenda dan menyiapkan sarapan. Dan mengabadikan beberapa gambar.

Gunung Sindoro & Sumbing dilihat dari Sabana 1 Merbabu.

Sarapan gan !!!
Jam 07;00 setelah kita selesai sarapan pagi, kita melanjutkan perjalanan menuju puncak, dengan sumber kekuatan 2 bungkus sup*rmie rasa kari ayam, kukayuh langkahku menuju puncak merbabu. tenda dan salah satu teman kami, tinggal di sabana 1.Perjalanan   berlanjut ke Sabana 2, dari sabana 1 menuju sabana 2 dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, melewati jalur yang landai.

  
Dan setelah sabana 2 mulailah summit attack, perjalanan menanjak, dengan sudut kemiringan lebih dari 4o* di perjalanan melihat background gunung Merapi dengan berdiri gagah, menambah ketakjubanku terhadap arsitek alam semesta, Tuhan yang maha Esa.


Sekali-kali break  
Pukul 10:30 dengan perjuangan menembus kabut, kita mendapatkan kesempatan untuk menapakkan kaki di salah satu puncak gunung di  bumi pertiwi  Indonesia.   
Itulah ceritaku, perjalanan ke Merbabu, di penghujung tahun 2014, smoga ada kesempatan lagi, untuk kembali ke tempat itu...salam lestari.
 
sumber : ruangpendaki